Membangun Soliditas Dalam Beradaptasi Untuk Mewujudkan IDI Yang Berkemajuan
Legenda Putri Mandalika: Kisah Pengorbanan Demi Persatuan
Pulau Lombok memiliki banyak cerita rakyat yang sarat makna, salah satunya adalah **Legenda Putri Mandalika**. Kisah ini berasal dari zaman dahulu, ketika seorang putri cantik bernama **Putri Mandalika** menjadi pusat perhatian para pangeran dari berbagai kerajaan di Lombok.
Karena kecantikannya, para pangeran bersaing untuk mempersunting Putri Mandalika, bahkan siap berperang demi mendapatkan hatinya. Namun, sang putri tidak ingin perpecahan terjadi di antara kerajaan-kerajaan yang selama ini hidup berdampingan. Dalam upaya untuk menghindari konflik dan menjaga perdamaian, ia **memilih untuk mengorbankan dirinya** dengan terjun ke laut dari Bukit Seger, dekat Pantai Kuta, Lombok Tengah.
Konon, setelah sang putri menghilang ke dalam ombak, ribuan cacing laut yang dikenal sebagai **"Nyale"** muncul ke permukaan. Masyarakat Lombok percaya bahwa Nyale adalah jelmaan Putri Mandalika, yang setiap tahun kembali untuk memberikan keberkahan bagi rakyatnya. Oleh karena itu, masyarakat setempat mengadakan **Festival Bau Nyale** sebagai bentuk penghormatan dan perayaan atas pengorbanan Putri Mandalika.
Legenda ini mengajarkan nilai **solidaritas, pengorbanan, dan kepemimpinan yang bijaksana**—nilai-nilai yang masih relevan hingga kini, termasuk dalam dunia kedokteran dan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
**Muktamar IDI XXXII: Membangun Soliditas dalam Beradaptasi**
Pada 12-15 Februari 2025, Kota Mataram akan menjadi tuan rumah **Muktamar IDI XXXII**, sebuah pertemuan nasional yang mempertemukan para dokter dari seluruh Indonesia. Dengan tema **"Membangun Soliditas Dalam Beradaptasi untuk Mewujudkan IDI yang Berkemajuan"**, muktamar ini memiliki makna yang selaras dengan legenda Putri Mandalika.
Seperti Putri Mandalika yang berkorban demi persatuan, **para dokter juga dituntut untuk mengutamakan kepentingan bersama** dalam menghadapi berbagai tantangan di dunia kesehatan. Beberapa kesamaan antara semangat legenda Putri Mandalika dan muktamar IDI meliputi:
1. Soliditas dan Kebersamaan
Putri Mandalika mengajarkan bahwa persatuan lebih penting daripada kepentingan pribadi. Dalam konteks IDI, soliditas antar dokter menjadi kunci untuk menghadapi tantangan dunia medis, baik dalam hal regulasi, kesejahteraan tenaga kesehatan, maupun peningkatan kualitas layanan bagi masyarakat.
2. Adaptasi terhadap Perubahan
Seperti halnya masyarakat Lombok yang terus merayakan Nyale sebagai bentuk penghormatan kepada Putri Mandalika, **dokter juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman**. Dunia kesehatan terus berkembang dengan teknologi baru, kebijakan pemerintah, serta tantangan global seperti pandemi dan krisis kesehatan lainnya.
3. Pengabdian kepada Masyarakat
Putri Mandalika memberikan dirinya demi rakyatnya. Para dokter, sebagai garda terdepan kesehatan, juga memiliki **semangat pengabdian** yang sama. Melalui muktamar ini, IDI berharap dapat memperkuat komitmennya sebagai **mitra strategis pemerintah dalam membangun sistem kesehatan nasional yang lebih baik**.
4. Keberlanjutan dan Warisan Nilai-Nilai Luhur
Festival Bau Nyale terus dipertahankan sebagai bagian dari budaya Lombok. Demikian pula, **IDI harus terus menjaga nilai-nilai profesionalisme, etika, dan kesejawatan**, agar dapat diwariskan kepada generasi dokter berikutnya.
**Mataram: Simbol Kebangkitan dan Kolaborasi**
Pemilihan **Mataram sebagai tuan rumah Muktamar IDI XXXII** bukanlah tanpa alasan. Kota ini tidak hanya memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat, tetapi juga mencerminkan semangat kolaborasi dan pembangunan berkelanjutan.
Sebagai ibu kota NTB, **Mataram memiliki peran strategis dalam pengembangan sektor kesehatan di Indonesia Timur**. Dengan kehadiran ribuan dokter dalam muktamar ini, diharapkan terjadi sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah daerah, serta berbagai pihak dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan kepulauan.
**Kesimpulan**
Legenda **Putri Mandalika** bukan sekadar kisah masa lalu, tetapi juga **refleksi dari nilai-nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan modern**, termasuk dalam dunia medis. **Muktamar IDI XXXII di Mataram** menjadi momentum bagi para dokter untuk meneladani semangat pengorbanan, solidaritas, dan adaptasi yang telah dicontohkan oleh Putri Mandalika.
Dengan mengusung tema **"Membangun Soliditas Dalam Beradaptasi untuk Mewujudkan IDI yang Berkemajuan"**, IDI berkomitmen untuk memperkuat persatuan, menghadapi tantangan dengan fleksibilitas, dan terus berkontribusi dalam pembangunan kesehatan nasional. Seperti Nyale yang terus muncul setiap tahun sebagai simbol keberkahan, diharapkan **IDI juga dapat terus memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia melalui inovasi, pelayanan terbaik, dan semangat kebersamaan yang kokoh.**
dr Nirwan Satria SpAn-TI